Langsung ke konten utama

Sssssttt Jangan Sembarang Ucap Talak Tiga!

Talak adalah sebuah istilah dalam agama Islam yang berarti perceraian antara  suami dan istri. Jangan sekali-kali bagi seorang suami mengucapkan talak pada istrinya, apalagi talak tiga. Apa yang terjadi jika talak tiga sudah terucap? 
Jawabannya dapat ditemukan dalam sebuah film drama komedi yang akan tayang serentak pada 4 Februari yang  dirilis oleh Hanung Bramantyo dan Ismail Basbeth dengan judul Talak 3. Jika dilihat dari judul, film ini memang mengandung unsur dakwah. Namun ketika mendengar soundtrack pembuka maka sudah bisa ditebak bahwa film ini bergenre komedi juga. Seperti yang disampaikan Hanung dalam Pres Conference 28 Januari 2016 bahwa ia ingin membuat film berunsur dakwah yang mudah diterima dan dicerna oleh masyarakat yaitu dengan menyelipkan komedi-komedi seperti dakwah yang dilakukan oleh mendiang K.H Zainudin MZ. 

Film yang mengambil lokasi syuting di Yogyakarta ini memperlihatkan ke-Indonesiaan-nya melalui kultur, makanan, hingga tempat wisata yang diangkat sehingga memberi referensi bagi penikmat alam Nusantara.

Alur cerita yang mengisahkan konflik rumah tangga Risa (Laudya Cyntia Bella) dan Bagas (Vino G. Sbastian) hingga jatuh talak memberikan pelajaran berharga yang merupakan nilai dakwah yang terdapat dalam film drama komedi ini. Lalu hadir sosok Bimo (Reza Rahardian) sebagai penengah yang juga merupakan sahabat dari pasangan tersebut. Lalu, apakah rumah tangga mereka dapat terselamatkan setelah talak tiga diketuk palu oleh hakim pengadilan? Apakah Bimo dapat membantu menyelesaikan masalah mereka?
Di tengah drama yang cukup membuat air mata berderai hadirlah sosok Komedian Cak Lontong dan Dodit Mulyanto yang dengan kehebatan melawaknya mereka dapat mencairkan suasana dan berhasil membuat para penonton tertawa terpingkal-pingkal.

Tentu penasaran bukan dengan akting para pemain yang sudah tidak diragukan lagi track recordnya. Film ini dijamin akan membuat hatimu sendu mendayu juga tertawa hingga terbahak. 
Saksikan di bioskop kesayangan anda mulai 4 Februari 2016! 

Bravo film Indonesia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETHEK OGLENG

Wonogiri merupakan salah kabupaten yang ada di Jawa tengah. Kabupaten ini mempunyai pesawahan yang sangat luas dan tercatat memiliki penduduk sebanyak kurang lebih 1.252.000,- jiwa. Secara sejarah kota ini merupakan basis perjuangan Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunegara I dan wangsa Mataram ketika perang melawan para kompeni pada pertengahan abad ke-18. Wilayah Wonogiri yang tandus dan berbukit, secara kultural melahirkan beragam corak budaya yang bervariasi. Meskipun Wonogiri terletak di daerah Jawa, namun Wonogiri tetap menunjukkan ciri khas dan keragamannya sendiri lho! contohnya adalah kesenian Kethek Ogleng. Kethek Ogleng merupakan salah satu seni tari yang ada di Wonogiri. Kalian   yang mempunyai latar belakang Jawa mayoritas pasti tahu arti dari Kethek itu sendiri. Ya, dalam bahasa Jawa, Kethek berarti seekor kera sedangkan Ogleng sendiri berarti suara sarun demung ( sarun besar) yang sebagian orang menyebutnya gleng . Tarian ini merupakan sebuah...

Sampyong Betawi

      DKI Djakarta. Kota yang terkenal dengan kemacetannya ini ternyata kaya akan seni budaya juga lhoo... seperti salah satunya yang akan kita bahas yaitu Sampyong! Sampyong, merupakan sebuah alat musik yang berasal dari Jakarta dan sudah ada diperkirakan pada masa sebelum Islam. Mengapa demikian? Karena musik ini digunakan untuk meramaikan upacara baritan atau sedekah bumi. Seperti kita ketahui, upacara sedekah bumi itu bertujuan menyampaikan persembahan kepada Dewi Kesuburan yaitu Dewi Sri.   Nah penasaran, kaaan... bagaimana sih cara menggunakan Sampyong ini? dan apakah pada zaman yang sudah serba modern ini alat musik klasik seperti itu masih terlihat eksistensinya?   Jakarta pada kisaran tahun 1970 masih merupakan salah satu kota agraris. Pada masa itu, kota yang sekarang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit ini masih dipenuhi sawah-sawah yang menghampar luas. Naaah, Di sinilah uniknya,  ternyata, sawah-sawah yang mengahampar tersebut berkaita...

Harapan bagi para “Survivor” Pejuang Kanker melalui I am Hope

I am Hope, film yang akan rilis pada 18 Februari 2016 ini merupakan film inspirasi yang menggambarkan bahwa masih ada harapan bagi para pejuang kanker. Harapan tersebut, selain dituangkan dalam layar lebar, para pemain dan kru seperti Tatjana, Ariyo Wahab, Wulan Guritno, tepat pada tanggal 19 Januari 2016 menebarkan langsung banyak harapan pada para “Survivor” di Rumah Sakit Dharmais Jakarta dalam bentuk support dan bantuan berupa makanan sehat, vitamin, peralatan bermain dan peralatan sekolah.    Berkunjung langsung ke rumah sakit kanker tentu ada sensasi dan kesan tersendiri. Ketika kita melihat adik-adik dan saudara kita yang sedang berjuang di bangsal-bangsal, siapapun pasti akan terenyuh hatinya. Namun, di luar perkiraan kita, keceriaan dan senyuman tulus tergurat di wajah walaupun pada kenyataannya sakit tiada tara yang harus mereka derita. Melalui aksi solidaritas “Bracelet of Hope” pula-lah, Wulan Guritno dan kru ingin selalu membangkitkan harapan dalam di...