Langsung ke konten utama

Bulan Terbelah di Langit Amerika, Siap Menggemparkan Layar Bioskop Indonesia

Judul  : Bulan Terbelah di Langit Amerika
Genre  : Drama Religi
Sutradara : Rizal Mantovani
Script Writer : Hanum Rais, Rangga Almahendra, Alim Sudio, Baskoro Adi
Produksi :Maxima Pictures
Cast  : Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, Hannah al-Rashid, Rianti Cartwright





       Setelah sukses dengan filmya “99 cahaya di langit Eropa” kini sutradara Rizal Mantovani akan kembali mengguncang bioskop Indonesia dengan “Bulan Terbelah di Langit Amerika”. Film yang rencana akan tayang pada tanggal 17 Desember 2015 ini diadaptasi dari sebuah novel karya Hanum Salsabila Rais (Putri Amin Rais) dan merupakan ceritan lanjutan dari “99 Cahaya di negeri Eropa”. Jika film terdahulunya (99 Cahaya di Langit Eropa) berlatar belakang Wina maka “Bulan terbelah di langit Amerika menggunakan latar New York Amerika. Film ini mengisahkan tentang seorang jurnalis di Wina, Hanum (Acha Septriasa) yang merupakan seorang muslim diberi tugas dari kantor beritanya untuk menulis sebuah artikel provokatif dengan tema “Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?”. Dari Wina, Hanum harus mendapat jawaban tersebut dengan pergi ke New York untuk bertemu Azima Hussein (Rianti Cartwright) yang merupakan salah satu korban tragedi 911. Pada saat yang sama, suami Hanum, Rangga (Abimana Aryasatya) mendapat tugas dari salah seorang profesor untuk mewawancarai seorang miliyuner Amerika bernama Philipus Brown untuk melengkapi  syarat studi S3nya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, ketika mereka sedang dalam tugas masing-masing terjadi sebuah demonstrasi hebat dan menyebabkan kericuhan yang besar sehingga membahayakan keselamatan mereka. Lalu, akankah Hanum dan Rangga dapat kembali bertemu? Akankah Hanum mendapatkan jawaban yang ia cari? Apakah keduanya dapat menyelesaikan misinya masing-masing?              Tentu anda akan penasaran dengan kelanjutan film “99 Cahaya di Langit Eropa” yang ketika itu menggemparkan bioskop tanah air. Tak terkecuali film ini (Bulan Terbelah di Langit Amerika) akan terasa sangat menegangkan tentu dengan setting tempat yang lebih menantang yaitu Amerika. Silahkan temukan jawaban dari perjalanan Hanum dan Rangga di Amerika pada tanggal 17 Desember 2015 di bioskop-bioskop tanah air!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETHEK OGLENG

Wonogiri merupakan salah kabupaten yang ada di Jawa tengah. Kabupaten ini mempunyai pesawahan yang sangat luas dan tercatat memiliki penduduk sebanyak kurang lebih 1.252.000,- jiwa. Secara sejarah kota ini merupakan basis perjuangan Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunegara I dan wangsa Mataram ketika perang melawan para kompeni pada pertengahan abad ke-18. Wilayah Wonogiri yang tandus dan berbukit, secara kultural melahirkan beragam corak budaya yang bervariasi. Meskipun Wonogiri terletak di daerah Jawa, namun Wonogiri tetap menunjukkan ciri khas dan keragamannya sendiri lho! contohnya adalah kesenian Kethek Ogleng. Kethek Ogleng merupakan salah satu seni tari yang ada di Wonogiri. Kalian   yang mempunyai latar belakang Jawa mayoritas pasti tahu arti dari Kethek itu sendiri. Ya, dalam bahasa Jawa, Kethek berarti seekor kera sedangkan Ogleng sendiri berarti suara sarun demung ( sarun besar) yang sebagian orang menyebutnya gleng . Tarian ini merupakan sebuah...

Sampyong Betawi

      DKI Djakarta. Kota yang terkenal dengan kemacetannya ini ternyata kaya akan seni budaya juga lhoo... seperti salah satunya yang akan kita bahas yaitu Sampyong! Sampyong, merupakan sebuah alat musik yang berasal dari Jakarta dan sudah ada diperkirakan pada masa sebelum Islam. Mengapa demikian? Karena musik ini digunakan untuk meramaikan upacara baritan atau sedekah bumi. Seperti kita ketahui, upacara sedekah bumi itu bertujuan menyampaikan persembahan kepada Dewi Kesuburan yaitu Dewi Sri.   Nah penasaran, kaaan... bagaimana sih cara menggunakan Sampyong ini? dan apakah pada zaman yang sudah serba modern ini alat musik klasik seperti itu masih terlihat eksistensinya?   Jakarta pada kisaran tahun 1970 masih merupakan salah satu kota agraris. Pada masa itu, kota yang sekarang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit ini masih dipenuhi sawah-sawah yang menghampar luas. Naaah, Di sinilah uniknya,  ternyata, sawah-sawah yang mengahampar tersebut berkaita...

Harapan bagi para “Survivor” Pejuang Kanker melalui I am Hope

I am Hope, film yang akan rilis pada 18 Februari 2016 ini merupakan film inspirasi yang menggambarkan bahwa masih ada harapan bagi para pejuang kanker. Harapan tersebut, selain dituangkan dalam layar lebar, para pemain dan kru seperti Tatjana, Ariyo Wahab, Wulan Guritno, tepat pada tanggal 19 Januari 2016 menebarkan langsung banyak harapan pada para “Survivor” di Rumah Sakit Dharmais Jakarta dalam bentuk support dan bantuan berupa makanan sehat, vitamin, peralatan bermain dan peralatan sekolah.    Berkunjung langsung ke rumah sakit kanker tentu ada sensasi dan kesan tersendiri. Ketika kita melihat adik-adik dan saudara kita yang sedang berjuang di bangsal-bangsal, siapapun pasti akan terenyuh hatinya. Namun, di luar perkiraan kita, keceriaan dan senyuman tulus tergurat di wajah walaupun pada kenyataannya sakit tiada tara yang harus mereka derita. Melalui aksi solidaritas “Bracelet of Hope” pula-lah, Wulan Guritno dan kru ingin selalu membangkitkan harapan dalam di...