Langsung ke konten utama

Resep Lezat Membuat Rujak Cireng

Buat kamu pecinta gorengan wajib banget nih bisa bikin cemilan hits yang satu ini.
Yup, Rujak Cireng. Karena biasanya kalo beli di toko satu bungkus cuma dapet 20 biji, kalo bikin sendiri, modal 7ribu perak udah dapet seabrek hahaha (mak mak mode on, gamau rugi!).

Selain hemat tentunya kesehatan dan kebersihannya juga terjamin kan kalo buat sendiri.

Gampang banget cara bikinnya. Yuk, cekidooot!

Bahan cireng:
Sagu 1/5 kg
Bawang Putih 2 siung
Bawang Merah 2 Siung
Ketumbar Secukupnya
Garam Secukupnya
Penyedap rasa
Daun bawang
Seledri

Bahan sambel:
Cabe rawit sesuai selera
Gula merah secukupnya
Garam secukupnya

Cara membuat:
Bawang merah, bawang putih, ketumbar, garam diulek halus.
Daun bawang dan seledri dicincang halus.
Campurkan semuanya ke dalam sagu yang sudah dituangkan ke dalam baskom.
Lalu diaduk dengan rata.
Setelah merata, siram adonan dengan air mendidih lalu aduk hingga adonan berubah kental seperti lem.
Setelah itu bentuk cireng dengan sendok lalu digoreng.

Cara membuat sambal:
Taruh cabe, garam, dan gula merah ke dalam cobek. Lalu ulek sampai halus. Tambahkan sedikit air. Lalu pindahkan ke dalam piring saji.

Setelah itu rujak cireng siap dihidangkan. Selamat mencoba :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETHEK OGLENG

Wonogiri merupakan salah kabupaten yang ada di Jawa tengah. Kabupaten ini mempunyai pesawahan yang sangat luas dan tercatat memiliki penduduk sebanyak kurang lebih 1.252.000,- jiwa. Secara sejarah kota ini merupakan basis perjuangan Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunegara I dan wangsa Mataram ketika perang melawan para kompeni pada pertengahan abad ke-18. Wilayah Wonogiri yang tandus dan berbukit, secara kultural melahirkan beragam corak budaya yang bervariasi. Meskipun Wonogiri terletak di daerah Jawa, namun Wonogiri tetap menunjukkan ciri khas dan keragamannya sendiri lho! contohnya adalah kesenian Kethek Ogleng. Kethek Ogleng merupakan salah satu seni tari yang ada di Wonogiri. Kalian   yang mempunyai latar belakang Jawa mayoritas pasti tahu arti dari Kethek itu sendiri. Ya, dalam bahasa Jawa, Kethek berarti seekor kera sedangkan Ogleng sendiri berarti suara sarun demung ( sarun besar) yang sebagian orang menyebutnya gleng . Tarian ini merupakan sebuah...

Sampyong Betawi

      DKI Djakarta. Kota yang terkenal dengan kemacetannya ini ternyata kaya akan seni budaya juga lhoo... seperti salah satunya yang akan kita bahas yaitu Sampyong! Sampyong, merupakan sebuah alat musik yang berasal dari Jakarta dan sudah ada diperkirakan pada masa sebelum Islam. Mengapa demikian? Karena musik ini digunakan untuk meramaikan upacara baritan atau sedekah bumi. Seperti kita ketahui, upacara sedekah bumi itu bertujuan menyampaikan persembahan kepada Dewi Kesuburan yaitu Dewi Sri.   Nah penasaran, kaaan... bagaimana sih cara menggunakan Sampyong ini? dan apakah pada zaman yang sudah serba modern ini alat musik klasik seperti itu masih terlihat eksistensinya?   Jakarta pada kisaran tahun 1970 masih merupakan salah satu kota agraris. Pada masa itu, kota yang sekarang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit ini masih dipenuhi sawah-sawah yang menghampar luas. Naaah, Di sinilah uniknya,  ternyata, sawah-sawah yang mengahampar tersebut berkaita...

Harapan bagi para “Survivor” Pejuang Kanker melalui I am Hope

I am Hope, film yang akan rilis pada 18 Februari 2016 ini merupakan film inspirasi yang menggambarkan bahwa masih ada harapan bagi para pejuang kanker. Harapan tersebut, selain dituangkan dalam layar lebar, para pemain dan kru seperti Tatjana, Ariyo Wahab, Wulan Guritno, tepat pada tanggal 19 Januari 2016 menebarkan langsung banyak harapan pada para “Survivor” di Rumah Sakit Dharmais Jakarta dalam bentuk support dan bantuan berupa makanan sehat, vitamin, peralatan bermain dan peralatan sekolah.    Berkunjung langsung ke rumah sakit kanker tentu ada sensasi dan kesan tersendiri. Ketika kita melihat adik-adik dan saudara kita yang sedang berjuang di bangsal-bangsal, siapapun pasti akan terenyuh hatinya. Namun, di luar perkiraan kita, keceriaan dan senyuman tulus tergurat di wajah walaupun pada kenyataannya sakit tiada tara yang harus mereka derita. Melalui aksi solidaritas “Bracelet of Hope” pula-lah, Wulan Guritno dan kru ingin selalu membangkitkan harapan dalam di...